2012, Kinerja Ekonomi Optimis Capai Level Tertinggi

 

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan takkan berbeda jauh dari tahun ini. Pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi tahun 2011 antara 6,5% sampai 6,9%.

Melihat trend ekonomi makro di 2011, pemerintah meyakini perekonomian nasional di tahun 2012 akan terus membaik. Pemulihan ekonomi global diperkirakan akan terus berlanjut. Negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia disebut sebagai penggerak pemulihan ekonomi tersebut dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 8,4 persen.

“Atas dasar itu pula, pemerintah optimis kinerja ekonomi 2012 akan melaju pada level tertinggi. Kisaran 6,5-6,9 persen,” jelas Menteri Keuangan Agus Martowardojo, saat menyampaikan RAPBN 2012 pada rapat paripurna di DPR RI, Jumat (20/5) lalu.

Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah pun memproyeksikan asumsi makro 2012 sebagai berikut, inflasi pada kisaran 3,5-5,5 persen. Suku bunga 5,5-7,5 persen. Nilai tukar rupiah Rp9.000-Rp9.300 per Dolar AS. Harga minyak mentah indonesia 75-95 USD per barel dan lifting minyak 950-970 ribu barel per hari.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Agus mengatakan kebijakan fiskal 2012 akan diarahkan dengan tetap memperhatikan kesinambungan fiskal. Defisit anggaran pun diperkirakan sekitar 1,4-1,6 persen dari PDB.

“Posisi fiskal ini dengan tetap mengupayakan peningkatan volume dan kualitas belanja negara yang efesien dan efektif. Kita tetap akan melakukan penghematan aggaran,” kata Agus.

Selain dari segi fiskal, pemerintah juga akan menetapkan sejumlah kebijakan strategis pada tahun 2012. Seperti peningkatan kompetensi industri domestik, penguatan kerjasama pembiayaan investasi dengan swasta, perbaikan kinerja perdagangan internasional, penguatan konsumsi masyarakat dan perbaikan iklim investasi.

Kepala Badan kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menerangkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2012 yang sebesar 6,9 persen yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bakal terealisasi. Range itu masih sangat mungkin dicapai, mengingat kontribusai investasi saat ini terus meningkat.

“Hal  ini masih didorong peran belanja dalam negeri serta masih ditopang kontribusi investasi dan ekspor yang tahun depan diprediksi akan menanjak,” ujarnya.

Terkait dengan masih rendahnya belanja modal saat ini, Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latief Adam adalah wajar jika pada kuartal pertama belanja modal lebih rendah. Namun demikian dia optimis jika pada tahun ini asumsi pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. “Kalau sekarang bisa 6,5 persen maka target pemerintah 2011 akan tercapai begitupun 2012 harus lebih dari itu (target 2011),” ungkap dia.

Seperti diketahui, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan tidak akan berbeda jauh dari tahun ini yang dipatok 6,5-6,9 persen. Dimana target pertumbuhan itu tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2012 yang memuat program prioritas guna mencapai target pertumbuhan dikisaran 6,5-6,9 persen.

Akan tetapi, yang jadi perhatian bukan dari sisi tingginya angka pertumbuhan tetapi pola yang diberlakukan pada tahun depan. Pasalnya, untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih berkualitas harus mendorong sektor-sektor yang mempunyai kemampuan dalam menyediakan lapangan pekerjaan.

Peluang Hingga 2030

Peluang pertumbuhan ekonomi RI berada di atas 5% masih terbuka lebar. Bahkan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana menilai, peluang tersebut masih ada hingga 2030 nanti.

Menurut Armida, salah satu faktor pendorongnya adalah kekuatan tenaga kerja muda produktif yang diharapkan mampu berperan dalam perkembangan perekonomian nasional. Dia menyebut, pemerintah menginginkan pola pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil, sehingga penting melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) supaya memiliki daya saing.

Armida bilang, penduduk usia muda dan produktif yang berusia 15-25 tahun membuka peluang Indonesia dapat lebih tinggi lagi menggenjot tingkat pertumbuhan ekonomi. Pengembangan SDM termasuk satu dari tiga pilar yang akan dikembangkan dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025. “Berikutnya harus bagaimana meningkatkan daya saing SDM kita,” tandasnya.

Meskipun tingginya pertumbuhan ekonomi belum sejalan dengan tingginya penyerapan tenaga kerja, Armida optimistis jumlah penduduk berusia produktif termasuk salah satu peluang investasi Indonesia di masa depan. Untuk itu, besarnya jumlah penduduk tersebut perlu disesuaikan dengan permintaan. “SDM harus berkontribusi, maka sekarang disusun MP3EI yang memberi kesempatan kerja, dan kita sudah siapkan 20% untuk pengembangan SDM,” ungkapnya.
 

Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti mengatakan, penduduk usia muda di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga 2030. Hal tersebut serupa dengan yang terjadi di Jepang 50 tahun lalu.

Dalam kajian Mandiri Sekuritas, Indonesia memiliki penduduk usia produktif yang bisa meningkatkan pertumbuhan hingga tahun 2025-2030 dengan asumsi tingkat kelahiran anak yang terjadi terus ada hingga 2025. “Untuk umur 0-14 tahun sekitar 28,5%, 15-59 tahun sejumlah 60,8% dan usia 60-75 tahun sebesar 10,7%, jadi masih cukup besar untuk Indonesia kedepan,” ujar Destry.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana menyebutkan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan 6,5-6,9 persen. Target itu dengan pertimbangan tak ada kenaikan harga Premium.

Target itu sudah dimasukkan dalam Rencana Kerja Pemerintah 2012. Sedangkan pada 2014, Armida mengatakan pemerintah mengincar pertumbuhan ekonomi minimal 7 persen dengan tingkat pengangguran turun menjadi 5-6 persen.

Direktur Eksekutif Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Muhammad Chatib Basri, mengatakan, untuk menggenjot target pertumbuhan ekonomi hingga 6,9 persen tahun depan, pemerintah harus meningkatkan daya investasi lewat peningkatan tabungan.

Menurut Chatib, rasio antara investasi dan produk domestik bruto harus 35 persen dari sebelumnya 32 persen. Untuk meningkatkan rasio itu, salah satu langkah yang dapat diambil pemerintah adalah memangkas subsidi Premium. “Tabungan ditingkatkan. Pengeluaran dipotong,” kata Chatib.

Chatib juga mendorong pemerintah agar membenahi infrastruktur untuk menopang pertumbuhan. Pembenahan itu diperlukan untuk meredam risiko overheating. “Untuk tumbuh 7-9 persen, infrastruktur kita tidak cukup. Ekonomi akan memanas,” ujar Chatib.

 

About majalahkomite

Menuju Masyarakat Mandiri
Pos ini dipublikasikan di Ekonomi. Tandai permalink.

2 Responses to 2012, Kinerja Ekonomi Optimis Capai Level Tertinggi

  1. Parjoko M berkata:

    Pertumbuhan nasional hendaknya juga memperhatikan daerah dan gender, sehingga kesenjangan antar daerah (khususnya daerah terpencil) dan antar gender (khususnya perempuan) dapat ditekan sekecil mungkin.

  2. achmi berkata:

    Kiranya lebih bijak manakala pertumbuhan ekonomi negeri ini dibarengi dengan penguatan pilar lainya, termasuk pemerataan dan atau keadilan dalam pembagian kue hasil pembangunan (sehingga tidak muncul kesenjangan dan kecemburuan antar kelompok kepentingan/interest groups, antar Lembaga/Departemen- baca juga” antar Aparatur-PNS”, masak Korprinya sama, Gol./Pangkat-nya sama tapi Struktur Gajinya-beda-beda”, Lembaga ABCD dapat Renumerasi, Departemen EFGHIJ cuman dapat infonya, apaan nihhh he he he).

Tinggalkan komentar